Pengerjaan Jalan Liang Anggang Bati-Bati Yang Juga Belum Ada Tanda Membaik, Forpeban Kalsel Gelar Aksi Lagi
Metrokalsel.co.id, Banjarmasin – Adanya dugaan pekerjaan yang tidak sesuai di beberapa jalan di Kalsel menjadi alasan mengapa Forpeban Kalsel mengunjungi Balai Jalan Nasional XII yang beralamat di Jalan Hasan Basri.
Forum Peduli Bangsa dan Negara (Forpeban) Kalsel bersama DPD Pemuda Islam ini gelar aksi ke jalan depan Kantor Balai Jalan (23/12/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hari ini kami bisa menyampaikan aspirasi di Balai Jalan XII Kalsel. Dan tadinya kami sampaikan beberapa hal yang meresahkan masyarakat terutama masalah jalan,”Ucap Din Jaya selaku Ketua Forpeban Kalsel saat ditemui awak media seusai aksi.
Seperti yang diketahui proyek jalan Liang Anggang Kota Banjarbaru hingga simpang tiga Bati – bati sampai dengan saat ini masih belum selesai bahkan ironisnya lagi jalan yang semula akan direhabilitasi malah berubah menjadi kubangan lumpur.
Tentunya dengan adanya keresahan masyarakat mengenai rehabilitasi ini membuat Forpeban Kalsel angkat bicara.
“Seperti yang kita lihat dengan mata kita sendiri jalan disana itu seperti bubur. Jadi kita minta Balai Jalan Nasional XII bisa saja blacklist kontraktor ini dan tidak ada lagi penambahan kontrak,”ucap Din Jaya.
Din Jaya menilai pengerjaan proyek jalan ini sangat tidak profesional dan merugikan masyarakat.
“Kita lihat pekerjaan mereka sangat tidak profesional dan tentunya ini merugikan masyarakat Kalsel,”ungkapnya.
Dengan adanya keresahan masyarakat ini tentunya Forpeban Kalsel bersama DPD Pemuda Islam menuntut Balai Jalan Nasional Wilayah XII Banjarmasin untuk terjun langsung kelapangan melihat situasi dan pengerjaan proyek disana.
“Tuntutan kami kepada pihak Balai Jalan yakni agar mereka besok turun kelapangan dan bisa melihat situasi dan kondisi disana bagaimana,”kata Din Jaya.
Sementara iru, Bidu selaku Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan BPN XI Banjarmasin mengapresiasi aksi yang digelar Forpeban serta DPD Pemuda Islam Kalsel.
“Mengenai demo tadi saya rasa sangat bagus. Karena ini menyampaikan seluruh aspirasi masyarakat di Kalsel,”ucapnya.
Tidak hanya mengapresiasi, Bidu juga mengatakan pihaknya akan terus mengawasi serta memberikan denda kepada kontraktor yang bersangkutan jika terjadi keterlambatan finishing proyek.
“Kita akan mendukung pekerjaan ini biar sukses di 2022. Kalau terlambat nanti ada saja denda dan kami yang langsung turun untuk uji mutu dan kelayakan jalan,”tutup Bidu.
Pengendara Merasa Ketakutan
Raudhatul Jannah, masyarakat yang melalui jalan tersebut merasakan ketakutan saat melintas di jalan yang rusak itu.
Dia yang tinggal sekitar Bati-bati itu harus melewati jalan tersebut walau sebenarnya tak ingin lewat. Namum karena ada kepentingan tetpaksa dijalaninya.
“Kalau boleh jujur jika tidak ada kepentingan mau ke Banjarmasin sebenarnya tidak mau melintas di jalan ini. Tapi karena ada keperluan yang mendesak ya mau tidak mau harus lewat sini dan sebenarnya rada takut,â€ucap Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) ULM ini.
Tidak hanya ketakutan dengan adanya rehabilitasi jalan yang mengakibatkan jalan menjadi bubur dan berlumpur ini, Rauda (panggilan akrab) malah harus menempuh jalan yang lebih jauh untuk sampai di Banjarmasin dengan selamat.
“Beberapa kali sempat tergelincir lewat sana. Jadi ya mau tidak mau harus lewat jalan alternatif walaupun rute yang ditempuh jauh,â€ucapnya kesal.
Adanya kerusakan jalan ini menurut Rauda seharusnya menjadi perhatian Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Setempat agar bisa memperhatikan aspek kelayakan jalan dan kontraktor pengerja proyek.
“Sebaiknya pemerintah bisa memperhatikan mengenai masalah ini. Jadi bisa diperhatikan aspek kelayakan dan mutu pengerjaan jalan utama ini,â€ujarnya. (put/mka)