Metrokalsel.co.id, Banjarmasin – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan terus mendorong masyarakat setempat agar selalu menumbuhkan toleransi antar umat beragama.
Hal itu terlihat dari upaya FKUB Kalsel dengan menggelar Dialog Bangsa dan Keberagaman yang mengusung tema “Pengarusutamaan Moderasi Beragama Untuk Keutuhan Bangsa” bertempat di Rattan In Hotel Banjarmasin, Sabtu (11/12/21) pagi.
Ketua FKUB Kalsel, Ilham Masyakuri Hamdie mengatakan, adanya dialog kebangsaan ini merupakan salah satu upaya pihaknya untuk terus menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Goals kita ada tiga dalam acara ini. Yang pertama toleransi umat beragama yang satu dengan yang lain, kesetaraan umat beragama dan yang ketiga kerjasama umat bergama dalam membangun dan memelihara bangsa ini,” ungkapnya saat ditemui disela acara.
Ia memaparkan, perkembangan umat beragama di Indonesia terbagi menjadi dua tarikan yang saling bertentangan.
“Kalau kita melihat perkembangan umat beragama, selama ini kita berada di dua tarikan. Tarikan pertama, ada ekstrim radikal sedangkan yang kedua ada liberal,” ujarnya.
Golongan ekstrimis radikal menurutnya, sangat ketat dengan aturan agama secara tafsir. Sehingga, sangat mudah menyalahkan orang lain. Sedangkan golongan liberal sangat melemahkan aturan – aturan agama.
“Yang ekstrim radikal itu memahami agama secara ketat menurut tafsir. Ada juga yang melemah – lemahkan seperti kelompok liberal,” terangnya.
Dikatakan, tentunya dengan adanya dua tarikan saling bertentangan ini merupakan tugas FKUB Kalsel untuk dapat membawa umat beragama di posisi tengah (dalam artian tidak menjadi ekstrim radikal maupun liberal)
“Inti dasar dari kerukunan agama, mencoba meletakkan kita dalam posisi tengah yakni tidak terlalu ke kanan apalagi ke kiri. Kalau dalam islam namanya menjadi Islam yang moderat,”ucap Ketua FKUB Kalsel ini.
Terakhir Tambrin berharap dengan adanya dialog antar umat beragama ini mampu mengurangi konflik dan kekerasan antar umat beragama yang ada di Indonesia.
“Toleransi beragama harus tumbuh di setiap pemeluk agama di Indonesia. Dengan adanya dialog ini diharapkan mengurangi kecendrungan konflik dan kekerasan antar umat beragama,” imbuhnya.(put/ags)