Kondisi air dan ikan mati pada Jumat (4/12/2020) lalu di Sungai Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel
BATULICIN, Metrokalsel.co.id – Jumat (4/12/2020) lalu, nelayan di Sungai Satui Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) kembali dibuat sakit kepala. Pencarian rejeki di sungai itu kembali terhenti lantaran airnya kembali tercemar.
Nelayan sungai itu temukan banyak ikan mati, mulai dari ikan berukuran kecil hingga yang berukuran besar, ditemukan mengapung alias mati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kondisi itu bukan yang pertama kalinya, tetapi sudah beberapa kali. Sehingga nelayan sungai ini merasa sangat dirugikan karena pencarian mereka terhenti untuk mencari rejeki.
Itu diungkapkan Zaki, nelayan Sungai Satui di Sungai Danau. Dia berharap Pemerintah Provinsi bertindak tegas dengan kondisi tersebut.
” Kami yang dirugikan, pihak terkait harus bertindak karena kami nelayan sungai tak bisa mencari rejeki lagi dengan kondisi air seperti itu,” keluhnya.
Informasi dihari tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tanahbumbu, turun melakukan pengecekan hingga beberapa hari.
Kepala Dinas Lingkungn Hidup Tanbu, Rahmat Udoyo, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (7/12/2020), mengakui telah mendapatkan laporan ini dan tim sudah beberapa kali turun kelapangan mengecek dugaan pencemaran sungai Satui.
” PH air cuma 2 dan itu berasal dari tempat dan wilayah yang sama seperti kejadian 2019,” sebutnya.
Dimana wilayah tersebut, menurutnya merupakan wilayah pembawa asam tambang yang merupakan eks iup yang tidak di reklamasi.
” dan ada eks iup yang ada kegiatan penambangan pada wilayah tersebut (eks iup tersebut kami pergunakan data aplikasi minerba one map indonesia),” kata Rahmat.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan, kandungan PH airnya hanya berkisar 2 sampai 2,7 saja. Asalnya dari wilayah antara Tanah Bumbu dan Tanahlaut.
” Ini kita buat surat ke ESDM Provinsi mempertanyakan dan menginformasikan kegiatan yang ada disana serta tindak lanjut reklamasi pada eks-eks tambang batubara itu,” pungkasnya. (mka01)