Neleyan Sungai Satui ‘Menangis’, Sungai Tercemar Lagi, Penyebabnya Eks Tambang

Senin, 7 Desember 2020 - 20:05 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi air dan ikan mati pada Jumat (4/12/2020) lalu di Sungai Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel

BATULICIN, Metrokalsel.co.id – Jumat (4/12/2020) lalu, nelayan di Sungai Satui Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) kembali dibuat sakit kepala. Pencarian rejeki di sungai itu kembali terhenti lantaran airnya kembali tercemar.

Nelayan sungai itu temukan banyak ikan mati, mulai dari ikan berukuran kecil hingga yang berukuran besar, ditemukan mengapung alias mati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kondisi itu bukan yang pertama kalinya, tetapi sudah beberapa kali. Sehingga nelayan sungai ini merasa sangat dirugikan karena pencarian mereka terhenti untuk mencari rejeki.

Itu diungkapkan Zaki, nelayan Sungai Satui di Sungai Danau. Dia berharap Pemerintah Provinsi bertindak tegas dengan kondisi tersebut.

” Kami yang dirugikan, pihak terkait harus bertindak karena kami nelayan sungai tak bisa mencari rejeki lagi dengan kondisi air seperti itu,” keluhnya.

Informasi dihari tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tanahbumbu, turun melakukan pengecekan hingga beberapa hari.

Kepala Dinas Lingkungn Hidup Tanbu, Rahmat Udoyo, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (7/12/2020), mengakui telah mendapatkan laporan ini dan tim sudah beberapa kali turun kelapangan mengecek dugaan pencemaran sungai Satui.

” PH air cuma 2 dan itu berasal dari tempat dan wilayah yang sama seperti kejadian 2019,” sebutnya.

Dimana wilayah tersebut, menurutnya merupakan wilayah pembawa asam tambang yang merupakan eks iup yang tidak di reklamasi.

” dan ada eks iup yang ada kegiatan penambangan pada wilayah tersebut (eks iup tersebut kami pergunakan data aplikasi minerba one map indonesia),” kata Rahmat.

Dari hasil penelusuran yang dilakukan, kandungan PH airnya hanya berkisar 2 sampai 2,7 saja. Asalnya dari wilayah antara Tanah Bumbu dan Tanahlaut.

” Ini kita buat surat ke ESDM Provinsi mempertanyakan dan menginformasikan kegiatan yang ada disana serta tindak lanjut reklamasi pada eks-eks tambang batubara itu,” pungkasnya. (mka01)

Berita Terkait

Aliansi Gabungan, Sampaikan 8 Tuntutannya di Depan Gedung DPRD Kotabaru
Cerita Warga Lokal, Lihat Bangkai Helikopter Seperti Pondok Cat Hijau di Bawah Gunung
Hari ini, Bangkai Helikopter dan Penumpangnya Akan Dievakuasi Dari Dalam Hutan Mantewe Kalsel
Bupati Tanbu Apresiasi Satgas dan Relawan atas Ditemukannya Helikopter Jatuh di Mantewe
Catat! SMAN 1 Kusan Hilir Bakal Laksanakan Reuni Akbar Alumni Angkatan 1987–2020
Ini Kronologis Penemuan Bangkai Helikopter di Mantewe dan Sejumlah Korban
Bangkai Helikopter Yang Hilang di Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu, Ditemukan Tim SAR
Kepala Kantor SAR Banjarmasin Sebut Libatkan 5 Helikopter Untuk Cari Heli Yang Hilang Kontak

Berita Terkait

Kamis, 4 September 2025 - 11:58 WITA

Aliansi Gabungan, Sampaikan 8 Tuntutannya di Depan Gedung DPRD Kotabaru

Kamis, 4 September 2025 - 09:21 WITA

Cerita Warga Lokal, Lihat Bangkai Helikopter Seperti Pondok Cat Hijau di Bawah Gunung

Kamis, 4 September 2025 - 07:55 WITA

Hari ini, Bangkai Helikopter dan Penumpangnya Akan Dievakuasi Dari Dalam Hutan Mantewe Kalsel

Kamis, 4 September 2025 - 06:37 WITA

Bupati Tanbu Apresiasi Satgas dan Relawan atas Ditemukannya Helikopter Jatuh di Mantewe

Kamis, 4 September 2025 - 06:27 WITA

Catat! SMAN 1 Kusan Hilir Bakal Laksanakan Reuni Akbar Alumni Angkatan 1987–2020

Rabu, 3 September 2025 - 19:34 WITA

Bangkai Helikopter Yang Hilang di Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu, Ditemukan Tim SAR

Rabu, 3 September 2025 - 14:09 WITA

Kepala Kantor SAR Banjarmasin Sebut Libatkan 5 Helikopter Untuk Cari Heli Yang Hilang Kontak

Rabu, 3 September 2025 - 12:20 WITA

Pemkab Kotabaru Raih Penghargaan Sebagai Mitra Kerja Kemenkum Kalsel

Berita Terbaru